Monday 1 February 2016

Manfaat Asuransi Jiwa Unit Link



Manfaat Asuransi Jiwa Unit Link

Kenapa Unit Link menjadi produk asuransi yang paling fenomenal pertumbuhannya? Pasti karena punya  manfaat yang lebih baik dibandingkan produk asuransi lain. Kemudahan adalah manfaat yang paling utama.

Pertama, membayar satu premi sudah mendapatkan fungsi investasi dan proteksi. Tidak perlu mengurus investasi sendiri. Perusahaan asuransi yang akan mengatur semuanya.
Kemudahan ini membantu mereka yang tidak ingin ribet dengan proses investasi Reksadana. 


Saya berbincang dengan banyak teman yang memilih unit link karena memudahkan  mereka berinvestasi. Meskipun sudah ada fasilitas transaksi Reksadana secara online dari sejumlah bank dan manajer investasi, akses transaksi Reksadana ini masih belum tersebar, terutama di kota – kota di luar Jakarta. Sementara, investasi di asuransi punya banyak kemudahan, seperti pembayaran via transfer ATM, auto-debit dan kartu kredit.

Ke dua, tidak perlu repot mengolah, mencari dan mengelola investasi. Berbagai pilihan instrumen investasi, yang dikelola Manajer Investasi professional,  sudah disediakan oleh asuransi unit link. Nasabah tinggal pilih yang sesuai dengan profil risiko. Laporan monitoring perkembangan investasi setiap bulan dikirimkan kepada pemegang polis.

Ke tiga, Unit Link menawarkan berbagai asuransi tambahan (rider), seperti asuransi kesehatan, cacat tetap, penyakit kritis dan lain – lain. Dengan begitu, nasabah tidak perlu direpotkan lagi, mencari – cari sendiri asuransi tambahan. Semuanya kumplit dalam satu paket. Tinggal comot, mau rider apa.
Salah satunya adalah rider asuransi kesehatan yang bisa memproteksi sampai usia 80 Tahun. Asuransi kesehatan tradisional belum bisa memberikan perlindungan sampai usia setua ini. Maksimal paling tua di usia 70 tahun, itu pun butuh persetujuan kembali pihak asuransi (tidak otomatis lanjut). Ini merupakan keunggulan tersendiri buat unit link.


Ke empat, dalam kasus – kasus tertentu ketika premi kecil, misal dibawah 500 ribu, asuransi tradisional sulit dikombinasikan dengan reksadana untuk mendapatkan hasil optimal karena ada minimum premi di asuransi tradisional yang membuat porsi investasi menjadi sangat kecil sehingga hasilnya kurang optimal. Dalam kondisi ini, unit link lebih dapat mengakomodasi keadaan karena menerima minimum premi yang lebih rendah untuk investasi dan proteksi.

Ke lima, tingkat melek finansial (financial literacy) masyarakat kita masih rendah, seperti ditunjukkan oleh sejumlah survei. Karena itu untuk mendidik masyarakat mengenai investasi di Reksadana bukan perkara yang mudah. Saya mengalami bagaimana sulitnya menjelaskan Reksadana kepada banyak orang, terutama karena banyak yang alergi atau takut dulu, menganggap produk keuangan sesuatu yang rumit. Dalam kondisi ini, unit link hadir menawarkan kemudahan. Fungsi belajar investasi diambil alih oleh unit link. Ini bagus atau tidak, saya tidak tahu, tapi ini kenyataan di lapangan.


Karakter Asuransi Jiwa Unit Link
 
Asuransi Jiwa Unit Link adalah produk asuransi yang cukup advanced. Produk ini kompleks karena menggabungkan unsur investasi dan proteksi, dengan perhitungan yang cukup rumit.

Sayangnya, banyak nasabah tidak mau membaca proposal dan polis untuk memahami fitur-fitur unit link. Sudah produknya cukup rumit, nasabahnya enggan baca lagi, kita bisa duga apa yang akan terjadi.

Saya coba ringkaskan berdasarkan pengalaman dan analisa proposal unit link. Apa saja fitur yang sebaiknya dipahami, sebelum membeli atau saat sedang ‘galau’ melihat kinerja unit link.

Ini adalah manfaat dan kerugian memiliki Asuransi Unit Link sebagai berikut:
#1 Hasil Investasi Menentukan Proteksi Asuransi
#2 Biaya Asuransi Terus Meningkat
#3 Komponen Biaya yang Perlu Anda Tahu
#4 “Unapplied Premium” yang Mengurangi Manfaat
#5 Maaf, Belum Ada Investasi di Tahun Pertama
#6 Cuti Premi: Pahami Konsekuensinya!
#7 Pemilihan Investasi yang Terbatas


Tidak ada produk yang benar dan salah. Semuanya punya kegunaan dan kelebihan masing-masing.

Yang paling penting adalah apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan Anda. Untuk bisa memahaminya dengan baik, Anda harus tahu dulu apa manfaat dan kerugian produk tersebut.

Ini adalah Manfaat dan Kerugian Asuransi Unit Link:

#1 Hasil Investasi Menentukan Proteksi Asuransi
Keberadaan produk unit link tergantung pada hasil investasi (Nilai Polis). Hasil investasi membayar biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan (supaya proteksi asuransi berjalan), serta membentuk nilai polis yang uangnya bisa diambil untuk dana pendidikan atau dana pensiun.


Jika kinerja investasi bagus, nilai polis meningkat, maka uang yang tersedia cukup untuk membayar segala biaya, dan ada nilai tunai yang bisa dimanfaatkan. Everybody is happy!

Namun, kita perlu paham bahwa investasi itu kan tidak pasti. Ada siklusnya, bisa naik dan bisa turun (baca Penurunan Return di Pasar Modal). Begitu pula di unit link. Return investasi di unit link tidak dijamin, nasabah menanggung risikonya sendiri. Karena itu, nasabah wajib paham konsekuensinya.

Hal ini, unfortunately, tidak digambarkan secara gamblang dalam ilustrasi penawaran unit link (tabel-tabel yang isinya perkembangan nilai investasi dari tahun ke tahun). Yang ditunjukkan adalah kinerja investasi  yang selalu meningkat. Konsekuensi jika pasar merosot, apa dampaknya kepada pemegang polis, tidak dijelaskan, terutama oleh para agen. Meskipun jika dibaca proposal asuransi secara teliti terdapat penjelasan yang menekankan bahwa investasi itu beresiko dan punya peluang untuk untung dan rugi.

Berikut tabel kinerja investasi Unit Link, yang saya cuplik dari proposal asuransi. Lihat tahun 2010, penurunan saham sampai 50% (investasi 10 juta, hilang 5 juta dalam setahun). Bukan maksud ingin menakut – nakuti tetapi menunjukkan fakta bahwa penurunan pernah terjadi. History will repeat itself!

Yang penting kita pahami, bagaimana jika kinerja investasi menurun, apa konsekuensinya buat polis unit link ? Apa strategi menghadapinya?

Pertama, jika kinerja investasi menurun, nilai polis turun, sehingga kemungkinan besar tidak cukup membayar biaya – biaya asuransi. Saat nilai polis tidak cukup, masabah harus menambah dana, top up, supaya  asuransi bisa tetap aktif.

Jadi, saat pasar sedang berfluktuasi, nasabah unit link harus siap uang untuk top up. Besarnya Top Up sangat tergantung pilihan instrumen Anda. Turunnya pasar paling signifikan dampaknya ke instrumen yang return-nya tinggi, seperti saham. High Risk High Return.

Kedua, ketika mempertimbangkan penawaran unit link, pastikan memilih instrumen yang sesuai profil dan tujuan keuangan . Jangan asal pilih yang return-nya paling tinggi karena itu justru yang paling beresiko (paling banyak harus Top Up saat pasar anjlok).
Bagaimana memilih instrumen yang sesuai profil risiko ? Sesuai artinya, kalau jangka pendek ya jangan pilih saham yang agresif.  Kalau jangka panjang diatas 20 tahun, baru boleh pilih investasi agresif di saham.  Jangka pendek pilihlah pasar uang atau pendapatan tetap.

Mau tetap ngeyel pilih saham untuk jangka pendek? Boleh-boleh saja. Tetapi harus sadar menghadapi fluktuasi harga saham, yang bisa menyebabkan nilai investasi merosot dan dampaknya akan seperti diuraikan diatas.
Pastikan pula bahwa perusahaan asuransi memiliki track record kinerja investasi yang memadai. Bandingkan kinerja unit link yang satu dengan yang lain. Jangan mudah terpancing hasil investasi yang tinggi tanpa melakukan komparasi dengan yang lain (kinerja investasi itu relatif).
 

#2 Biaya Asuransi Terus Meningkat
Pembayaran premi di unit link memang tetap (fixed) sampai selesai, dan hanya ada satu biaya asuransi yang dicantumkan di proposal. Tetapi, sebenarnya biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan itu meningkat setiap tahun. Hanya, angkanya tidak ditampilkan di proposal.
Ada tanda asterik (*) di Biaya Asuransi yang berbunyi “Merupakan biaya asuransi pada saat usia masuk. Biaya asuransi akan berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan usia pada saat tahun berjalan …”. Bahasa sederhananya, biaya asuransi meningkat. Dibawah ini adalah pernyataan dari proposal unit link yang saya ambil mengenai kenaikkan biaya asuransi (baris kedua).
 

Dengan premi yang tetap, sementara biaya naik, bagaimana membayar selisihnya?
Selisihnya dibayar dengan memotong nilai polis. Karena itu, premi yang tetap tadi, sebenarnya tidak tetap, karena biaya asuransi memotong uang nasabah di nilai polis.
Dengan kondisi ini, return investasi nilai polis harus tumbuh lebih cepat dari kenaikkan biaya asuransi. Begitu hasil investasi anjlok, dengan biaya asuransi yang terus meningkat, ujungnya nasabah harus menombok dengan Top Up.
 

#3 Komponen Biaya yang Perlu Anda Tahu
Karena unit link ini adalah produk yang convenience, ada cost yang harus dibayar. There is no such thing as a free lunch.


Kalau beli Reksadana, Anda harus mengurus sendiri semuanya, mulai dari pembukaan, pembelian sampai penjualan. Harus bolak balik ke bank atau agen reksadana. Belum lagi harus riset untuk memilih mana Reksadana yang paling cocok.

Di Unit Link, Anda tidak perlu repot. Tinggal duduk santai, sambil ngopi sore, semua proses dikelola perusahaan asuransi. Nah pelayanan seperti itu ada biayanya. Apa saja biayanya?
Biaya Akuisisi. Biaya akuisisi adalah biaya untuk mendapatkan dan melayani Anda sebagai nasabah. Yang paling basic adalah komisi agen, dan biaya operasional perusahaan asuransi. Siapa yang membayar biaya akuisisi? ya Anda. Jadi dari premi dasar dipotong untuk biaya ini. 
Tahun pertama 100% uang premi untuk biaya akuisisi, tahun kedua 60%; tahun ketiga  dan seterusnya. Baru berhenti dipotong pada tahun ke 6 (lama ya?).

Spread Jual – Beli Investasi. Ketika membeli valuta asing, ada kurs jual yang lebih tinggi dari kurs beli. Selisih menjadi keuntungan money changer. Hal yang sama di unit link, ada harga jual dan harga beli. Misalnya, investasi Rp 1 juta saat harga jual Rp 1,000 maka mendapatkan 1,000 unit. Kemudian, saat  mencairkan investasi, perusahaan asuransi menggunakan harga beli (yang nilainya lebih rendah) Rp 950 sehingga uang yang diterima adalah Rp 950 ribu (1,000 unit x rp 950). Ada selisih 2% sd 5% harga jual dan harga beli (tergantung perusahaan asuransi). Selisih ini kemana? Ya ke perusahaan asuransi. Sedangkan, jika investasi di reksadana, hanya ada satu harga, tidak ada selisih harga jual – beli.


Biaya Pembelian Investasi 5%. Ketika melakukan top – up, nilainya dipotong biaya 5%. Penempatan dana rp 1 juta, maka yang masuk investasi rp 950 ribu, sisanya rp 50 rb disetor ke perusahaan asuransi. Biaya top up ini selalu dikenakan seumur hidup polis. Buat perbandingan, investasi di Reksadana dikenakan  biaya pembelian gratis 0%, terutama di agen yang menyediakan fasilitas jual beli secara online.


Biaya Administrasi. Biaya ini dibayar setiap bulan kisarannya antara Rp 26,500 sampai dengan Rp 35,000 per bulan. Kecil? Coba hitung, asumsi Rp 26,500, setahun Rp 318,000, 10 tahun sekitar 3 jutaan. Di asuransi tradisional, biaya administrasi hanya dibayar satu kali ketika pertama kali membayar premi.
 

Tahun pertama, seluruh premi (100%) digunakan untuk membayar biaya akuisisi. Makanya, nilai investasi dari premi dasar adalah nihil. Tahun kedua 60% yang diambil biaya akuisisi, tahun ketiga sd kelima 15%. Baru di tahun ke 6, tidak ada lagi potongan biaya akuisisi, sehingga seluruh premi bisa masuk ke investasi.

Apa implikasinya? Ingat: uang sekarang lebih bernilai dari uang besok. Kalau uang diinvestasikan besok daripada sekarang, Anda seharusnya sudah bisa menghitung berapa time value of money yang hilang.
Itu sebabnya kenapa investasi reksadana pasti lebih tinggi hasilnya dibandingkan investasi lewat unit link, karena dalam investasi reksadana uang langsung bekerja di hari pertama Anda berinvestasi (tidak ada yang ditunda selama 5 tahun pertama  untuk membayar biaya akuisisi).

Apa itu biaya akuisisi? Secara umum, ini adalah biaya mengelola polis asuransi nasabah, yang 70% diambil perusahaan asuransi dan 30% untuk agen. Melayani nasabah itu ada biayanya dan tidak murah. Biaya akuisisi ini berbeda dengan biaya asuransi (biaya untuk memberikan proteksi polis). Biaya akuisisi dipotong langsung dari pembayaran premi, sementara biaya asuransi diambil dari hasil investasi.
Kalau tahun pertama seluruh premi disedot biaya akuisisi, bagaimana bisa membayar biaya asuransi?

Nah, ini kreatifnya perusahaan asuransi, karena  kenyataannya proteksi asuransi tidak berhenti, tetap berjalan. Caranya, biaya asuransi dibayarkan terlebih dahulu atau kasarnya dihutangi oleh perusahaan asuransi. Jadi, selama dua tahun pertama (periodenya tergantung kebijakan perusahaan), Anda pemilik polis berhutang biaya asuransi.

Kapan hutang ini dilunasi? Hutang mulai dibayar menginjak tahun ketiga. Itu tidak berarti bahwa pada tahun ketiga, Anda harus menambah pembayaran premi. Premi tidak berubah. Pembayaran biaya asuransi diambil dengan memotong nilai polis – hasil investasi.

Apa implikasi hutang biaya asuransi ini? Nilai premi yang diinvestasikan menjadi lebih kecil. Setelah sebelumnya dipotong biaya akuisisi diawal, nilai polis masih harus dipotong lagi untuk membayar hutang biaya asuransi.
Itu sebabnya  pada tahun – tahun awal, pertumbuhan nilai polis relatif kecil. Ada biaya akuisisi dan pembayaran hutang biaya asuransi di periode awal yang membuat investasi unit link di 5 tahun pertama tidak optimal.

Karena itu, jika tujuan keuangan adalah investasi jangka pendek dibawah 6 tahun, sebaiknya Anda tidak mengambil unit link. Setelah periode 6 tahun baru investasi di unit link digenjot at full-speed.
Dari sini, Anda tahu sekarang, kenapa agen unit link selalu bilang, “dalam 3 tahun pertama sebaiknya hasil investasi tidak diambil”. Selain investasi sebaiknya jangka panjang (alasan resmi !), alasan lainnya adalah faktor biaya ini.

#4 Cuti Premi: Pahami Konsekuensinya!
Salah satu fitur andalan unit link adalah Cuti Premi, yaitu pemegang polis hanya melakukan pembayaran premi sampai periode tertentu, setelah itu tidak perlu lagi membayar meskipun proteksi asuransi masih terus berjalan. Asyik bukan?


Ambil contoh proposal asuransi unit link yang ditawarkan ke saya. Disitu tertulis ‘Rencana Masa Pembayaran Premi yang dikehendaki Nasabah* 10 tahun’. Sementara, pertanggungan mencapai usia 99 tahun. Menurut keterangan agen yang menawarkan proposal ini, saya mendapat fasilitas cuti premi, sejak tahun ke 11, sehingga tidak perlu lagi membayar premi. Ini isi di proposal asuransi bahwa nasabah hanya membayar 10 tahun, sisanya cuti premi

#5 Maaf, Belum Ada Investasi di Tahun Pertama
Lho, bukannya, saya membeli produk investasi dan asuransi. Kok bisa tidak ada investasi di tahun pertama?

Sebelum menjawab, coba cek polis atau ilustrasi unit link. Di tahun pertama, Anda bisa melihat nilai polis/nilai tunai nihil atau tidak ada. Atau jika ada nilai investasi, itu berasal dari top-up (jika melakukan top –up), namun bukan dari premi dasar. Itu yang saya maksud dengan ‘tidak ada investasi di tahun pertama’.

Karena perlu untuk membayar biaya akuisisi yang cukup besar, premi yang Anda bayarkan di 5 tahun pertama, tidak langsung di tanamkan ke instrumen investasi. Premi digunakan untuk membayar biaya akuisisi. Porsi premi yang diambil bervariasi setiap tahun.

Apa bayangan Anda mendengar penawaran seperti itu? Gratis, tidak perlu bayar premi lagi. Persis! Tapi apa betul begitu.

Setelah dibaca ulang dengan lebih teliti, saya menemukan tanda asteriks (*), disamping pernyataan soal cuti premi tadi, yang keterangannya ada dibagian bawah yaitu  “Saya mengerti bahwa manfaat asuransi diatas dapat diberikan selama biaya asuransi terpenuhi. Apabila Nilai Tunai yang terbentuk tidak mencukupi maka Rencana Masa Pembayaran Premi yang saya rencanakan bisa lebih panjang”.
 

#7 Pemilihan Investasi yang Terbatas
Ketika membeli unit link, Anda itu pada dasarnya kontrak mati dengan Manajer Investasi yang mengelola  unit link. Kenapa begitu?


Seperti saya jelaskan sebelumnya, investasi itu tidak pasti, ada naik dan ada turun. Karenanya, kita sebagai investor, senantiasa perlu mengevaluasi dan jika diperlukan melakukan  perubahan, dari satu instrumen ke instrumen lain, dari satu manajer investasi ke manajer investasi lain.


Kalau investasi di Reksadana, perubahan mudah sekali. Misalnya, pindah dari Reksadana Saham Schroders ke Reksadana Manulife. Bisa pula dari Reksadana Campuran BNP Paribas ke Reksadana Tetap Schroders. Tinggal mengajukan perubahan, bisa secara online atau lewat pengajuan surat, dengan biaya yang boleh dikatakan cukup kecil. Prosesnya tidak sampai seminggu.

Nah, kalau di unit link, prosesnya tidak semudah itu. Kenapa? karena ada kaitannya dengan asuransi. Ingat proteksi asuransi Anda dibiayai oleh investasi Anda. Jika, investasi ditarik, maka nilai polis hilang, asuransi berhenti proteksinya.  Jika investasi ditarik sebagian, kemungkinan Anda perlu melakukan top – up untuk memastikan nilai polis cukup untuk membayar biaya asuransi.

Bukannya di unit link ada fasilitas switching? Betul ada fasilitas itu. Namun, switching hanya bisa dilakukan dalam lingkungan produk investasi dari manajer investasi yang sama. Anda tidak bisa memilih produk yang bukan dikelola oleh manajer investasi tersebut.
Dengan kata lain, Anda tidak bisa berpindah ke lain hati dari Manajer Investasi di unit link. Kontrak seumur hidup. Kecuali perusahaan asuransi jiwa unit link merubah Manajer Investasinya.

Jadi di unit link, fleksibilitas investasi menjadi tantangan tersendiri yang perlu disadari calon pembeli. Jangan sampai sudah masuk baru komplain. Karena memang nature-nya seperti itu. Oleh karena itu, Anda sebaiknya memastikan benar – benar bagaimana kinerja manajer investasi unit link tersebut. Karena sekali masuk, Anda kontrak mati dengannya.
 

Kesimpulan: Unit Link atau Tidak?
Sampai disini, pasti muncul pertanyaan, mau pilih unit link atau tidak? Yang paling tahu adalah Anda sendiri.

Yang jelas, pastikan Anda paham dan tahu konsekuensinya ketika membeli sebuah produk. Jangan hanya gadget saja, Anda cerewet. Produk keuangan yang implikasinya (jika salah pilih) serius harus dimengerti benar sebelum membelinya. Paham itu artinya Anda tahu manfaat dan konsekuensinya.
 

Itu artinya apa? Sejak tahun ke 11, biaya asuransi dibayar dengan memotong nilai polis. Nilai tunai atau nilai polis adalah hasil  investasi. Asumsinya, setelah 10 tahun, nilai polis sudah cukup besar dan stabil, sehingga cukup untuk membayar biaya asuransi.

Jadi, jika berpikir bahwa cuti premi itu artinya gratis bayar premi, itu ilusi. Cuti premi menggunakan uang Anda sendiri, uang hasil investasi. Mana ada sich yang gratis di jaman begini.

Apa konsekuensi pengambilan nilai polis karena cuti premi?

Pertama, pertumbuhan nilai polis menjadi lebih lambat atau bahkan bisa menurun (jika return investasi rendah). Cuti premi membuat dana investasi anda berkurang karena tersedot menalangi pembayaran premi.

Kedua, dalam kondisi pasar yang kurang bersahabat, return investasi merosot dan nilai polis anjlok, adanya cuti premi membuat kemungkinan  menjadi lebih besar (dibandingkan tanpa cuti premi) buat nasabah untuk harus melakukan pembayaran tambahan (Top Up). Karena sisa nilai polis tidak cukup untuk membayar biaya asuransi.

Perlu diingat bahwa biaya asuransi meningkat setiap tahun, bukannya menurun. Karena itu, cuti premi akan lebih cepat menggerus nilai polis atau nilai tunai, terutama jika kinerja return investasi sedang menurun.

Jadi, jika ingin investasi unit link untuk dana pendidikan atau pensiun, saya sarankan jangan mengambil cuti premi. Cuti premi memotong porsi investasi yang bisa ditarik.


No comments:

Post a Comment